Anoa adalah
satwa khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis) dan Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi). Keduanya tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia dan anoa beranak setahun sekali. Penampilan mereka mirip dengan rusa dan memiliki berat seratus lima puluh kilogram sampai tiga ratus kilogram. Dari tahun1960-an, anoa telah berada dalam
status terancam punah. Populasi
satwa langka anoa di Sulawesi Tenggara diperkirakan tinggal bersisa 300-350 ekor.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya (BKSDA) setempat, populasi
satwa langka anoa saat ini hanya bisa ditemukan di kawasan cagar alam di pegunungan hutan Lambusango di Kabupaten Buton. Menurut Halasan Tulus sang kepala BKSDA Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara,
satwa anoa pernah berkembang di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) yang terletak di 3 Kabupaten, Konawe Selatan , Bombana dan Kolaka. Akibat penyerobotan lahan oleh warga sejak tahun 1997 hingga 2001 lalu,
Anoa sudah tidak bisa ditemukan lagi di area tersebut. Aktifitas perburuan ilegal juga menjadi pemicu
satwa langka anoa punah di TNRAW. Para pemburu ilegal biasanya menembak anoa untuk diambil tanduk dan kepalanya yang bila dijual harganya bisa mencapai jutaan rupiah.
Pihak BKSDA sudah berupaya menangkarkan
satwa liar anoa. Sayangnya
satwa anoa termasuk satwa yang susah untuk ditangkarkan. Pada tahun 2000, masyarakat Kab. Buton dan Konawe Selatan dibantu pihak BKSDA pernah mencobanya. Usaha ini gagal karena
satwa langka anoa tidak mau kawin karena ada satwa lain yang mengusiknya.
Akankah
satwa anoa punah? Hanya tinggal masalah waktu saja apabila kita tidak cepat bertindak. Ayo
cegah satwa punah sekarang juga!!
via wikipedia dan RIC Sulawesi.